10 February 2019

KERATON DI INDONESIA & GELAR KEBANGSAWANAN JAWA


Keraton atau kraton (bahasa Jawa) adalah daerah tempat seorang penguasa (raja atau ratu) memerintah atau tempat tinggalnya (istana). Dalam pengertian sehari-hari, keraton sering merujuk pada istana penguasa di Jawa. Dalam bahasa Jawa, kata kraton (ke-ratu-an) berasal dari kata dasar ratu yang berarti penguasa. 

Kata Jawa ratu berkerabat dengan kata dalam bahasa Melayudatuk/datu. Dalam bahasa Jawa sendiri dikenal istilah kedaton yang memiliki akar kata dari datu, di Keraton Surakarta istilah kedaton merujuk kepada kompleks tertutup bahagian dalam keraton tempat raja dan putra-putrinya tinggal. Masyarakat Keraton pada umumnya memiliki gelar kebangsawanan.

Keraton-keraton di Indonesia
Nama Keraton Nama Kerajaan Provinsi
  • Keraton Surosowan
  • Kesultanan Banten
  • Banten
  • Keraton Kaibon
  • Kesultanan Banten
  • Banten
  • Keraton Kasepuhan
  • Kesultanan Cirebon
  • Jawa Barat
  • Keraton Kanoman
  • Kesultanan Cirebon
  • Jawa Barat
  • Keraton Kacirebonan
  • Kesultanan Cirebon
  • Jawa Barat
  • Keraton Sumedang Larang
  • Kerajaan Sumedang Larang
  • Jawa Barat
  • Keraton Surakarta Hadiningrat
  • Kasunanan Surakarta Hadiningrat
  • Jawa Tengah
  • Pura Mangkunegaran
  • Praja Mangkunagaran
  • Jawa Tengah
  • Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat
  • Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat
  • D.I. Yogyakarta
  • Pura Paku Alaman
  • Kadipaten Paku Alaman
  • D.I. Yogyakarta
  • Keraton Sumenep
  • Panembahan Sumenep
  • Jawa Timur
  • Kedaton Kutai Kartanegara
  • Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura
  • Kalimantan Timur


Makna sebuah gelar adalah kehormatan. Di sana terkandung tanggung jawab, perilaku, tutur kata, nama baik dan kehormatan diri.

"Saya tidak minta, saya ditawari. Ya saya terimakasih sekali, ini merupakan bentuk pengakuan yang dahsyat,"

"Ertinya, dia diberi gelar, punya tanggungjawab untuk memajukan diri serta masyarakat amnya, bukan seenaknya sendiri,"

Gelar kebangsawanan Jawa

Gelar kebangsawanan di Indonesia pada umumnya diberikan kepada masyarakat keraton dan orang-orang di luar keraton yang dianggap berjasa kepada keraton. Seorang raja di kerajaan Mataram biasanya memiliki beberapa orang istri / selir (garwa ampeyan) dan seorang permaisuri / ratu (garwa padmi). Dari beberapa istrinya inilah raja tersebut memperoleh banyak anak lelaki dan perempuan dimana salah satu anak lelakinya akan meneruskan tahtanya dan diberi gelar putra mahkota. Sistem pergantian kekuasaan yang diterapkan biasanya adalah primogenitur lelaki (bahasa Inggris: male primogeniture) dimana anak lelaki tertua dari permaisuri berada di urutan teratas disusul kemudian oleh anak lelaki permaisuri lainnya dan setelah itu anak lelaki para selir.

Gelar Kasunanan

Gelar yang dipakai di Kasunanan Surakarta:
  • Penguasa Kasunanan: Sampeyan Dalem ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan Prabu Sri Paku Buwana Senapati ing Alaga Ngabdulrahman Sayidin Panatagama Kaping ... (SISKS)
  • Permaisuri Susuhunan Pakubuwana: Gusti Kanjeng Ratu (GKR), dengan urutan:
  • Ratu Kilen (Ratu Barat)
  • Ratu Wetan (Ratu Timur)
  • Selir Susuhunan Pakubuwana: Kanjeng Bendara Raden Ayu (KBRAy), dengan urutan:
  • Bandara Raden Ayu
  • Raden Ayu
  • Raden
  • Mas Ayu
  • Mas Ajeng
  • Mbok Ajeng
  • Pewaris tahta Kasunanan (putra mahkota): Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anum Amangku Negara Sudibya Rajaputra Nalendra ing Mataram.
  • Anak lelaki selain putra mahkota dari permaisuri ketika masih muda: Raden Mas Gusti (RMG)
  • Anak lelaki selain putra mahkota dari permaisuri ketika sudah dewasa: Kanjeng Gusti Pangeran (KGP), dengan urutan:
  • Mangku Bumi
  • Bumi Nata
  • Purbaya
  • Puger
  • Anak lelaki dari selir ketika masih muda: Bendara Raden Mas (BRM)
  • Anak lelaki dari selir ketika sudah dewasa: Bendara Kanjeng Pangeran (BKP)
  • Cucu lelaki dari garis pria: Bendara Raden Mas (BRM)
  • Cicit lelaki dan keturunan lelaki lain dari garis pria: Raden Mas (RM)
  • Anak perempuan dari permaisuri ketika belum dinikahkan: Gusti Raden Ajeng (GRA)
  • Anak perempuan dari permaisuri ketika sudah dinikahkan: Gusti Raden Ayu (GRAy)
  • Anak perempuan tertua dari permaisuri ketika sudah dewasa: Gusti Kanjeng Ratu (GKR), dengan urutan:
  • Sekar-Kedhaton.
  • Pembayun.
  • Maduratna.
  • Bendara.
  • Angger.
  • Timur.
  • Anak perempuan dari selir ketika belum dinikahkan: Bendara Raden Ajeng (BRA)
  • Anak perempuan dari selir ketika sudah dinikahkan: Bendara Raden Ayu (BRAy)
  • Anak perempuan tertua dari selir ketika sudah dewasa: Ratu Alit
  • Cucu perempuan dan keturunan perempuan lain dari garis pria, sebelum dinikahkan: Raden Ajeng(RA)
  • Cucu perempuan dan keturunan perempuan lain dari garis pria, sesudah dinikahkan: Raden Ayu(RAy)

Gelar Kesultanan
Gelar yang dipakai di Kesultanan Yogyakarta

  • Penguasa Kesultanan: Sampeyan Dalem ingkang Sinuhun Kanjeng Sri Sultan Hamengku Buwana Senapati ing Alaga Ngabdurrokhman Sayidin Panatagama Khalifatullah ingkang Jumeneng Kaping ... (yang berarti pemimpin yang menguasai dunia, komandan besar, pelayan Tuhan, Tuan semua orang yang percaya)
  • Permaisuri Sultan Hamengkubuwana: Gusti Kanjeng Ratu (GKR)
  • Selir Sultan Hamengkubuwana: Kanjeng Bendara Raden Ayu (KBRAy)
  • Pewaris tahta Kesultanan (putra mahkota): Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anum Amangku Negara Sudibya Rajaputra Nalendra ing Mataram
  • Anak lelaki selain putra mahkota dari permaisuri ketika masih muda: Gusti Raden Mas (GRM)
  • Anak lelaki selain putra mahkota dari permaisuri ketika sudah dewasa: Gusti Bendara Pangeran Harya (GBPH)
  • Anak lelaki dari selir ketika masih muda: Bendara Raden Mas (BRM)
  • Anak lelaki dari selir ketika sudah dewasa: Bendara Pangeran Harya (BPH)
  • Cucu lelaki dan keturunan lelaki lain dari garis pria: Raden Mas (RM)
  • Anak perempuan dari permaisuri ketika belum dinikahkan: Gusti Raden Ajeng (GRA)
  • Anak perempuan dari permaisuri ketika sudah dinikahkan: Gusti Raden Ayu (GRAy)
  • Anak perempuan tertua dari permaisuri ketika sudah dewasa: Gusti Kanjeng Ratu (GKR)
  • Anak perempuan dari selir ketika belum dinikahkan: Bendara Raden Ajeng (BRA)
  • Anak perempuan dari selir ketika sudah dinikahkan: Bendara Raden Ayu (BRAy)
  • Cucu perempuan dan keturunan perempuan lain dari garis pria, sebelum dinikahkan: Raden Ajeng(RA)
  • Cucu perempuan dan keturunan perempuan lain dari garis pria, sesudah dinikahkan: Raden Ayu(RAy)
Gelar Paku Alaman
Gelar yang dipakai di Kadipaten Paku Alaman di Yogyakarta

  • Penguasa Paku Alaman: Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Harya Raja Paku Alam Kaping ...
  • Permaisuri Raja Paku Alam: Kanjeng Bendara Raden Ayu (KBRAy)
  • Selir Raja Paku Alam: Bendara Raden Ayu (BRAy) atau Raden Ayu (RAy)
  • Pewaris tahta Paku Alaman (putra mahkota): Bandara Pangeran Harya Suryadilaga
  • Anak lelaki selain putra mahkota dari permaisuri ketika masih muda: Gusti Bendara Raden Mas (GBRM)
  • Anak lelaki selain putra mahkota dari permaisuri ketika sudah dewasa: Kanjeng Pangeran Harya(KPH)
  • Anak lelaki dari selir ketika masih muda: Raden Mas (RM)
  • Anak lelaki dari selir ketika sudah dewasa: Bendara Raden Harya (BRH)
  • Cucu lelaki dan keturunan lelaki sampai generasi ketiga dari garis pria: Raden Mas (RM)
  • Keturunan lelaki setelah generasi keempat lain dari garis pria: Raden
  • Anak perempuan dari permaisuri ketika belum dinikahkan: Gusti Bendara Raden Ajeng (GBRA)
  • Anak perempuan dari permaisuri ketika sudah dinikahkan: Gusti Bendara Raden Ayu (GBRAy)
  • Anak perempuan dari selir ketika belum dinikahkan: Bendara Raden Ajeng (BRA)
  • Anak perempuan dari selir ketika sudah dinikahkan: Bendara Raden Ayu (BRAy)
  • Cucu perempuan dan keturunan perempuan lain dari garis pria, sebelum dinikahkan: Raden Ajeng(RA)
  • Cucu perempuan dan keturunan perempuan lain dari garis pria, sesudah dinikahkan: Raden Ayu(RAy)

Gelar Mangkunagaran
Gelar yang dipakai di Praja Mangkunagaran di Surakarta

  • Penguasa Mangkunagaran: Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Harya Mangku Negara Senapati ing Ayuda Kaping ... (KGPAA)
  • Permaisuri Raja Mangkunagara: Kanjeng Bendara Raden Ayu (KBRAy)
  • Selir Raja Paku Mangkunagara: Bendara Raden Ayu (BRAy) atau Raden Ayu (RAy)
  • Pewaris tahta Mangkunagaran (putra mahkota): Pangeran Adipati Harya Prabu Prangwadana
  • Anak lelaki selain putra mahkota dari permaisuri: Gusti Raden Mas (GRM)
  • Anak lelaki dari selir: Bendara Raden Mas (RM)
  • Cucu lelaki dan keturunan lelaki sampai generasi ketiga dari garis pria: Raden Mas (RM)
  • Keturunan lelaki setelah generasi keempat lain dari garis pria: Raden
  • Anak perempuan dari permaisuri ketika belum dinikahkan: Gusti Raden Ajeng (GRA)
  • Anak perempuan dari permaisuri ketika sudah dinikahkan: Gusti Raden Ayu (GRAy)
  • Anak perempuan dari selir ketika belum dinikahkan: Bendara Raden Ajeng (BRA)
  • Anak perempuan dari selir ketika sudah dinikahkan: Bendara Raden Ayu (BRAy)
  • Cucu perempuan dan keturunan perempuan lain dari garis pria, sebelum dinikahkan: Raden Ajeng(RA)
  • Cucu perempuan dan keturunan perempuan lain dari garis pria, sesudah dinikahkan: Raden Ayu(RAy)
Gelar lain
Selain beberapa gelar tersebut di atas, di lingkungan keraton sering juga dijumpai sebutan khusus seperti:
  • Sekarkedhaton (untuk menyebut putri sulung permaisuri)
  • Sekartaji (untuk putri kedua)
  • Candrakirana (untuk putri ketiga)
  • Putra tertua dari seluruh Garwa Ampeyan bergelar Bendara Raden Mas Gusti dan akan berubah menjadi Gusti Pangeran setelah diangkat menjadi pangeran. Sedangkan putri tertua dari seluruh Garwa Ampeyan bergelar Bendoro Raden Ajeng Gusti dan akan berubah menjadi Pembayun setelah menikah. Khusus untuk putri sulung (tertua) dari Garwa Ampéyan mendapat gelar Kanjeng Ratu.
Beberapa gelar yang diberikan/dianugerahkan/diturunkan baik oleh trah Kesultanan, Kasunanan, Pakualaman atau Mangkunegaran memiliki beberapa karakteristik khas yang terdiri dari gelar turunan (darah) dan istimewa. Gelar-gelar yang telah anda baca di atas merupakan gelar-gelar turunan hanya sampai generasi ketujuh saja. Untuk generasi selanjutnya (8 sampai ...), bagi putra mendapatkan gelar Raden (R.) dan bagi putri gelarnya Rara (Rr.). Gelar tersebut berlaku sampai generasi ke berapapun dengan catatan berasal dari keturunan lelaki.
Dalam lingkup gelar kebangsawanan Mataram Islam, 4 praja nagari (Kesultanan, Kasunanan, Pakualaman, Mangkunegaraan) juga mengenal Gelar Istimewa. Gelar-gelar ini dibedakan menjadi 2 macam, yakni dapat diteruskan pada generasi berikutnya baik putra maupun putri dengan syarat sepengetahuan pihak keraton dan yang tidak dapat diturunkan pada generasi berikutnya dengan alasan merupakan gelar jabatan. Pada gelar istimewa yang dapat diturunkan, untuk keturunan dari lelaki dapat memperoleh gelar yang sama dengan generasi sebelumnya, khusus keturunan dari perempuan gelarnya akan diturunkan sesuai tingkatan gelar umum. Jika tingkatan gelar keturunan dari perempuan habis maka keturunan berikutnya tidak mendaptkan gelar lagi. Contoh gelar yang dapat diturunkan :

Putra :
  • Raden Mas (R.M.)
  • Raden (R.)
  • Raden Bagus (pernah digunakan dahulu: R.B.)
  • Raden Mas Ngabehi (R.MNg.)
  • Raden Ngabehi (R.Ng.)
  • Mas Ngabehi (M.Ng.)
  • Raden Panji (pernah digunakan dahulu : R.P.)
  • Mas / Mas Anom (merupakan gelar terakhir : ditulis lengkap)
Putri :
  • Raden Ayu (R.A.)
  • Rara (Rr.)
  • Raden Nganten (berlaku untuk 1-2 tingkat keturunan : R.Ngt.)
  • Mas Ayu
  • Nimas Ayu
  • Nimas / Putri / Ayu ((merupakan gelar terakhir : ditulis lengkap)
Perlu diperhatikan untuk poin ketiga dan seterusnya pada gelar putra & putri, gelar-gelar tersebut dapat diwisudakan pada generasi selanjutnya dengan beberapa pendapat :
1. jika keturunannya sudah dewasa, atau
2. jika sudah diketahui pihak keraton, atau
3. jika disetujui pihak keraton.

Polemik gelar itu masih simpang siur. Namun bagi keturunan yang telah yakin dengan gelar yang disandang, hendaklah arif menggunakan gelar tersebut karena menyangkut harkat dan martabat generasi di atasnya. Khusus untuk gelar putri apabila ada seorang putri dengan gelar RA. menikah dengan priyayi alit (masyarakat biasa) dan mempunyai anak putri maka gelar anaknya tersebut diturunkan menjadi Rr. dan seterusnya.
Contoh Gelar Istimewa karena Jabatan : Biasa disandang oleh para Priyayi Anom, Adipati, Patih, Bupati, Wedana, Camat, Mantri dsb. (gelar ini dahulu disandangkan pada laki-laki, karena pemangku jabatan mayoritas adalah laki-laki, sedangkan istrinya juga mendapatkan gelar istimewa namun jarang)
  • Kanjeng Radèn Harya Tumenggung (KRHT)
  • Mas Radèn Harya Tumenggung (MRHT)
  • Kanjeng Radèn Mas Tumenggung (KRMT)
  • Radèn Mas Tumenggung (RMT)
  • Mas Tumenggung / Mas Adipati / Mas Anom Adipati
  • Kanjeng Mas Ayu Tumenggung
  • Mas Ayu Tumenggung
  • Nimas Ayu Tumenggung
  • Raden Ngabehi (RNg)
  • Radèn Ngantèn (RNgt)
  • Mas Ngabéi (MNg)
  • Mas Ayu
Gelar Kerajaan Kubu
Putra Mahkota/Pangeran :
  • Syarif (atau Sayyid) (nama pribadi) ibni al-Marhum Syarif (atau Sayyid) (nama bapaknya) Al-Idrus (nama marga/keluarga), Tuan Besar Kubu (aslinya: Yang di-Pertuan Besar).
  • Anggota laki-laki keluarga Kesultanan yang lain, keturunan pada garis Bapak:
  • Syarif (atau Sayyid) (nama pribadi) ibni Syarif (or Sayyid) (nama bapaknya) Al-Idrus (nama marga/keluarga).
  • Anggota wanita keluarga Kesultanan, keturunan pada garis bapak:
  • Syarifah (nama pribadi) binti Syarif (atau Sayyid) (nama bapaknya) Al-Idrus (nama marga/keluarga).

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...