19 April 2015

Tjokroaminoto, Raja Jawa Tanpa Mahkota

HOS Tjokroaminoto_1














“SEMURNI-murni Tauhid, Setinggi-tinggi ilmu, Sepandai-pandai siasat”

“Lerena mangan sadurunge wareg – berhentilah makan sebelum kenyang”

Ungkapan-ungkapan di atas dicetuskan oleh Tjokroaminoto. Seorang yang lahir dari keluarga priayi dan mencoba keluar dari pakem “kepriayiannya” dan
beralih kepada Islam. Di zamannya, ia adalah sebuah fenomena. Boleh dibilang porsi keberadaannya dalam sejarah nasional cukup besar, apalagi kalau ditilik soal “Kebangkitan Nasional”.
Nama lengkapnya adalah: Raden Mas Oemar Said Tjokroaminoto. Ayahnya, Raden Mas Tjokroaminoto, adalah seorang Wedana di Kawedanan Keltjo (Madiun). Ia dilahirkan di desa Bakur pada tanggal 16 Agustus 1882. Ia juga merupakan cucu dari Kyai Kasan Besari (Hasan Basri), Ulama yang mendirikan pondok Pesantren Tegalsari, Ponorogo yang beristrikan putri Susuhunan ke II, kesultanan Surakarta.
Tjokroaminoto memang lahir dari keluarga priayi dan sempat dari tahun 1902-1905 bekerja sebagai Juru tulis Patih di Ngawi, sebuah pekerjaan yang lumrah bagi para priayi. Tapi ia memutuskan berhenti secara terhormat dari pekerjaannya. Ia lebih senang memilih “bunuh diri kelas” dengan menempuh jalan yang berbeda dengan ayah dan kakeknya. Ia muak melihat praktek-praktek tradisi yang berbau feodalisme. Namanya sendiri dipotong menjadi Oemar Said Tjokroaminoto, yang nantinya setelah menunaikan ibadah haji menjadi: Haji Oemar Said Tjokroaminoto atau disingkat HOS. Tjokroaminoto.
Adanya colour lines (garis warna) dalam pemerintahan Belanda sangat dirasakan oleh Tjokro. Menurutnya, garis warna menyebabkan terjadinya sub-ordinasi politik dan ekonomi, serta terbatasnya jaminan sosial. Hal yang berlaku adalah hubungan “Tuan-Hamba”, seorang hamba- rakyat jelata berkewajiban melayani segala kebutuhan Tuannya-penjajah kolonial. Terjadilah diskriminasi di semua bidang kehidupan rakyat bangsa Indonesia kala itu.
Tjokro memilih untuk singgah di Semarang dan Surabaya guna mencari pekerjaan di dua kota tersebut. Selama tahun 1905-1907 ia bekerja sebagai kuli pelabuhan di Semarang. Selain menjadi kuli, tahun 1905-1910 juga ia bekerja di sebuah firma (advokat) Kooy & Co di Surabaya. Di Surabaya pula ia sempat menjadi leerling machinist (pembantu bagian mesin) di Pabrik gula dan terakhir menjadi bagian chemiker (bagian kimia).
Secara formal Tjokroaminoto menempuh pendidikannya di OSVIA (Opleidingsschool voor Inlandsch Ambtenaren) di Magelang dan tamat tahun 1902. Kemudian melanjutkan sekolahnya di Pamong Praja, sekolah untuk menjadi pegawai pemerintahan di zaman Belanda. Tahun 1905-1910, ia menempuh sekolah Sipil malam, Burgerlijke Avondschool (BAS) di Surabaya.
Pendidikan Islam didapatnya dari rumahnya sendiri dan dari orang-orang sekitar daerah Madiun hingga Magelang. Setelah dewasa, dengan kemampuannya di bidang sastra Jawa dan bahasa asing (Belanda dan Inggris), ia kemudian mempelajari Islam secara otodidak. Selain itu, ia juga mengasah kemampuan jurnalistiknya dengan menjadi wartawan beberapa surat kabar seperti: Bintang Soerabaya, Utusan Hindia, dan direktur-redaktur Fajar Asia.
Pada tahun 1912, ia kedatangan tiga orang, termasuk Samanhudi di dalamnya, yang berasal dari Sarekat Islam. Akhirnya setelah diskusi panjang, Tjokroaminoto kemudian dibai‟at sebagaimana lazimnya berlaku untuk anggota SI yang baru masuk. Sejak saat itu resmilah Tjokro menjadi anggota SI.
Tahun 1912 juga menjadi titik terang dalam perjalanan hidup Tjokro. Ia berubah dari menghidupkan mesin-mesin pabrik kepada menghidupkan mesin “kekuatan Islam” dalam jiwa bangsa, Umat Islam. Ruh mereka hampir mati akibat penjajahan. Dari seorang chemiker-ahli mengolah bahan kimia, menjadi seorang ahli yang dapat mengolah semangat pribumi yang lemah, menjadi kekuatan pendobrak massal yang menakutkan bagi penjajahan.
Sejak tahun 1912 hingga akhir hayatnya Tjokroaminoto adalah ketua SI, sekalipun nama organisasi berubah-ubah (SI, PSI, PSIHT, PSII). Tidak ada orang yang mampu menandinginya kala itu. Ia dikenal sebagai: organisator ulung, ideolog, konseptor dan orator penggerak massa, tapi lebih dari itu ia adalah seorang penemu (founder) yang menemukan jawaban tepat untuk permasalahan yang dihadapi rakyat terhadap penjajahan. Ia juga-lah yang pertama kali mencetuskan ide revolusioner, “Indonesia Merdeka”.
Bagi Tjokroaminoto, yang mampu menjadi solusi permasalahan bangsanya adalah: ISLAM; yaitu Islam yang “hidup‟. Islam yang datang dari Yang-Maha-Hidup. Islam yang telah menghidupkan orang-orang badui penghuni padang pasir menjadi orang-orang berbudaya yang menyumbangkan berbagai pemikiran dan budaya ke peradaban dunia. Islam yang menjadi penyelamat manusia dari dunia hingga akhirat. Ia mengatakan, “Kita menghendaki ISLAM sebagai yang diajarkan dan diamalkan pada zaman permulaannya: ISLAM tidak dengan tambahan barang baru, tetapi ISLAM dalam kesuciannya semula.”
Islam yang dimaksudkan adalah yang meliputi pengertian agama, politik, undang-undang dan para penganutnya. Islam yang mengikuti jejak contoh yang telah dipraktekkan Nabi Muhammad saw. Ketegasan beliau dalam memegang prinsip Islam dapat kita lihat dalam politik yang dikenal sebagai “Politik non-kooperasi”. Di kalangan partai SI disebut sebagai Sikap-Hijrah.
Setelah menyodorkan wasiat tertulis yang disahkan pada Kongres PSII ke-20 pada bulan Maret 1934 sebagai Regliment (aturan) Pedoman Umat Islam, keadaan Tjokroaminoto semakin memburuk. Beberapa kali ia jatuh sakit dan harus menjalani perawatan. Di bulan Ramadhan 1353 H, Tjokro menderita sakit yang amat parah di Yogyakarta.
Konon, menurut cerita yang tersebar, selama dalam kondisi sakit sekonyong-konyong Tjokro terlihat bangkit dan duduk secara tiba-tiba, dan dari mulutnya terucap, “Aku bertemu Rasulullah.”. Kemudian ia tidur kembali. Kadangkala terdengar lantunan suara al-Qur‟an yang begitu fasih dan merdu disertai cahaya terang yang berpendar keluar ruangan kamarnya. Peristiwa-peristiwa itu terjadi berulang-ulang hingga akhirnya pada tanggal 17 Desember ia benar-benar berpulang ke rahmatullah.
Bagi bangsa Indonesia, Tjokroaminoto adalah legenda. Dari tangannyalah lahir para konseptor, pemimpin-pemimpin besar bangsa dengan ideologi dan pandangan yang berlain-lainan. Murid- muridnya yang utama antara lain: Semaoen, Soekarno dan Kartosoewirjo.
Selama membangun Syarekat Islam, Tjokro sering dielu-elukan masyarakat kecil. Mereka berebut menyalaminya, bahkan berlomba-lomba meraih kain Tjokro yang menjuntai ke tanah sekadar untuk ngalap berkah. Tjokro, dalam pandangan masyarakat kecil, tak ubahnya mesias alias Ratu Adil. Ditambah kumisnya yang khas dan suara bariton yang lembut, berat dan berkarisma, ia dapat memukau ribuan hadirin dengan orasinya. Dengan kemampuan dan karismanya, tak salah jika ia disebut sebagai Raja Jawa Tanpa Mahkota oleh pejabat kolonial yang sempat bertemu dengannya.
Begitulah seorang guru bangsa yang mencita-citakan pekik kemerdekaan dan kebangkitan nasional yang hakiki. Beliaulah salah satu pendahulu yang telah mencetak kader-kader pemimpin bangsa. Sekalipun pada akhirnya terjadi pertikaian dan tragedi di antara murid-muridnya, ia tetaplah dipandang sebagai sosok yang membangkitkan bangsa ini dari cengkeraman penjajah. [Iman Adipurnama/islampos]
*dicuplik dari buku “Manhaj Bernegara Dalam Haji: Kajian Sirah Nabawi di Indonesia” karya: Muhammad Rasuli Jamil

Mustafa Kemal Ataturk : Pemimpin Islam Yang Dilaknati Allah

Assalamualaikum dan salam sejahtera buat semua pembaca blog ini.
Dengan nama Allah yang maha pemurah lagi maha pengasih. 

Saya mulakan entri kali ini dengan ingin kongsikan kisah benar mengenai seorang pemimpin islam yang  dilaknati Allah s.w.t diatas pembaharuan dan juga pemodenan yang dilakukannya yang jelas ingin menjahanamkan dan melenyapkan islam. Siapa tidak kenal dengan Mustafa Kamal Ataturk . Beliau ini telah digelar sebagai Bapa Pemodenan Turki dan namanya terkenal diseluruh dunia baik di dunia islam mahupun barat. Beliau ini telah mencetuskan gerakan turki Muda dan akhirnya telah berjaya menjatuhkan institusi kekhalifahan Uthmaniyah pada 1923.  Namun kenaikannya bukan menyatukan umat islam tetapi sebaliknya menjadi tali barut agen laknatullah dalam menghancurkan islam.

Sejarah dan Latar Belakang Kemal Atartuk

Mustafa Kemal Ataturk  diberi gelaran al-Ghazi (orang yang memerangi). nama Kemal diberikan oleh guru-gurunya semasa di sekolah, dan kalimah Ataturk yang bermaksud “Bapa Turki” pula diberikan sejurus selepas kejayaan beliau menghapuskan khilafah Othmaniyyah dengan sebuah pemerintahan sekular republik  Ataturk ialah orang yang bertanggungjawab meruntuhkan Khilafah Islam -Turki pada tahun 1343H (1924M).Beliau dilahirkan pada tahun 1299H (1880M) di bandar salonika, Greek yang ketika itu merupakan taklukan kerajaan dinasti Uthmaniyyah.

Sejarah telah membuktikan rekod buruk Mustafa ini dari sejak kecil lagi. Ada yang berpendapat Mustafa ini adalah seorang anak luar nikah yang telah diprogramkan oleh Yahudi untuk meruntuhkan Islam dan berkemungkinan bapa beliau adalah seorang Yahudi Donme iaitu Ali Riza suami kepada Zubeyde (Zubaidah). Ali Riza pula terkenal pula dengan sikapnya yang kuat minum arak dan terlibat di dalam angkatan tentera, selalu meninggalkan isterinya dan beliaulah yang bertanggungjawab menanamkan fahaman sekular kepada anaknya. Sejak Mustafa kecil lagi beliau ingin anaknya dididik dengan sistem barat dan mempersiapkan diri dengan ideologi-ideologi sekular.  


Ketika Mustafa Kemal mencapai usia 12 tahun, beliau memasuki Sekolah Tentera Salonika. Kemudian beliau menyambung pelajaran di Akademi Tentera Monasitar pada tahun 1302H (1885M). Pada tahun 1322H (1905M), beliau memasuki kolej tentera di Istanbul dan menamatkan latihan ketenteraannya pada tahun 1325H. (1907M). Kemudiannya, beliau telah ditugaskan di Kem Tentera Batalion ketiga di Salonika.

Keburukan Mustafa semakin terserlah apabila beliau tidak berminat dengan didikan agama dan beliau sering menentang serta membenci guru-guru agamanya di sekolah dan sebaliknya pula beliau cukup berminat dengan cara pendidikan barat, maka tidak hairanlah sekiranya beliau pernah mendapat pendidikan khas dari gereja Kristian selepas kematian bapanya yang diserang penyakit istentinal tuberculosis.

Disini bermulanya usaha Kemal Ataturk dalam memusuhi Khalifah Uthmaniyah dan agama islam. Dengan kedudukannya sebagai graduan kolej tentera, beliau telah mengingatkan rakan-rakan pegawainya agar tidak tertipu dengan pemikiran dunia Islam.Akhirnya pada tahun 1922, di zaman pemerintahan Sultan Mohammad IV sistem kesultanan dimansuhkan walaupun Sultan Abdul Majid masih lagi kekal di atas takhta sebagai boneka selepas pemansuhan sistem tersebut. ‘Republik Turki’ yang diimpikan oleh Ataturk telah dilaksanakan dengan rasminya pada tahun 1923 dan Ataturk telah menjadi ketua negara yang pertama pada 20 Oktober 1923. Dengan terlantiknya pemimpin sekular agung ini, maka dengan rasminya sistem khalifah tidak dibenarkan lagi beroperasi di Turki pada 3 Mac 1924. Dengan itu berakhirlah sebuah Daulah Islam yang agung yang menjadi benteng umat islam diseluruh dunia ketika itu dimana telah  digantikan dengan sebuah Daulah Sekular di bawah kepimpinan  si laknatullah Mustafa Kemal Ataturk

Khalifah dinasti Utmaniyah yang terakhir, Sultan Abdul Majid telah diusir meninggalkan pusat pentadbiran Daulah Khilafah di Turki pada subuh hari tersebut hasil daripada persidangan Majlis Nasional yang diketuai oleh Laknatullah Mustafa Kamal melalui konspirasi jahat kafir Barat. Semuanya telah berlalu dan kehidupan umat Islam kini lemah tanpa ada pembela gara-gara si Kamal Ataturk keparat ini..

Di antara pembaharuan dan pemodenan besar yang dilakukan selain daripada menghapuskan sistem kekhalifahan Islamiah ialah :

 a) Menandatangani Perjanjian Luzan

Pada awal abad ke-20 masihi, Mustafa Kamal Atartuk menandatangani satu perjanjian dengan Inggeris dan kuasa bersekutu barat. Dalam perjanjian tersebut, terdapat empat syarat penting yang perlu di patuhi oleh beliau iaitu:

 Sistem Khalifah Islamiah mesti dihapuskan 

Mengeluarkan atau menghapus sesiapa sahaja penyokong Khalifah dan pejuang Islam dari bumi Turki .Mengguna pakai perlembagaan Turki baru (yang sekular) sebagai ganti kepada perlembagaan Turki lama (yang mengikut syariat Islam).Jika dilihat kepada syarat-syarat perjanjian di atas jelas sekali beliau adalah anti ajaran Islam. Beliau cuba menghapuskan sistem Khalifah Islamiah yang telah wujud sejak dari zaman khulafa ar-rasyidin lagi dan tidak mahu melaksanakan syariat Islam dalam urusan pemerintahan Negara dan sekaligus mahu melaksanakan system pemerintahan sekular ciptaan barat Kristian. dan akhirnya daulah islamiah yang tegak berdiri akhirnya runtuh.

b) Menukar Peraturan Syariat Islam Dengan Undang-undang Barat

Setelah berkuasa, Mustafa Kamal menukar undang-undang syariat Islam dengan undang-undang Barat sedikit demi sedikit, iaitu di ambil undang-undang sivil dari Switzerland, undang-undang jinayah dari Itali, undang-undang perundangan dari Jerman dan lain-lain lagi. Apa yang dilakukan adalah satu usaha kearah mahu melaksanakan kehendak perjanjian Luzan dan bagi menghalang syariat Islam dari dilaksanakan di dalam system pemerintahan Turki.

 c) Memisah Dan Mengasingkan Urusan Agama Dengan Politik Dan Negara

Mustafa Kamal merupakan seorang pemimpin Negara Islam pertama yang melakukan pemisahan antara agama dan politik. Bagi menjayakan pemisahan itu, beliau pernah menyebut “Tidak ada politik dalam agama dan tidak ada agama dalam politik” Ini bererti beliau telah menerima dan malaksanakan fahaman sekular yang di ambil dari barat dalam sistem pemerintahannya. Sistem itu memang bercanggah dengan ajaran Islam. Islam satu-satunya agama yang lengkap dan sempurna, ajarannya melipuli segala urusan hidup manusia di dunia dan akhirat. Ajarannya meliputi perkara-perkara akidah, syariat dan akhlak. Ajaran Islam tidak ada pemisahan antara agama dan politik Nabi S.A.W, para sahabat, para ulama dan lain-lain lagi. Semuanya menghayati keseluruhan ajaran agama yang merangkumi ketiga-tiga perkara pokok diatas. Mereka juga kuat beribadat, berpolitik, berniaga, belajar, bersukan dan lain-lain lagi.

d) Azan ditukarkan ke dalam Bahasa Turki

Setelah Mustafa Kemal Atartuk berkuasa di Turki, beliau mengeluarkan perintah kapada semua rakyat Turki Islam supaya azan dilakukan dalam bahasa Turki, iaitu ditukar azan dari bahasa Arab kepada bahasa Turki. Sedangkan azan disyariatkan oleh Rasullah S.A.W dalam bahasa Arab sebagaimana yang kita ketahui. Syariat ini berjalan semenjak dahulu sampai sekarang dan seterusnya sampai ke hari kiamat. Azan tidak boleh digunakan dalam bahasa lain selain bahasa Arab. Walaupun begitu Mustafa memaksa rakyat melakukan azan dalam bahasa Turki. Namun begitu dibeberapa tempat pedalaman umat Islam yang yakin kepada Islam tetap melakukan azan dalam bahasa Arab secara senyap-senyap bagi mengelak dari di ketahui oleh pihak berkuasa.

e) Al-Quran Dicetak Dalam Bahasa Turki

Bukan sahaja azan dipaksa supaya dilakukan dalam bahasa Turki, bahkan dipaksa supaya al-Quran dicetak dalam bahasa Turki dengan mengguna tulisan rumi. Beliau tidak mahu al-Quran ditulis dan dicetak dalam bahasa Arab sebagaimana ia diturunkan. Tindakan beliau ini merupakan satu jenayah besar dilakukan oleh beliau. Ulama Islam dahulu dan sekarang sepakat mengharamkan al-Quran ditulis dalam tulisan selain bahasa Arab.

f) Memaksa Perempuan Membuka Atau Mendedahkan Aurat.

Bagi membaratkan muslimat Turki dan menjauhkan mereka dari ajaran Islam yang sebenar, Mustafa Kamal memaksa mereka membuka hijab, mengharamkan pemakaian tudung. tetapi beliau mengalakkan wanita islam mendedahkan aurat, mendedahkan kepala dan menggalakkan memakai pakaian ala wanita barat. Manakala kaum lelaki dilarang memakai tarbus, serban dan dipaksa memakai topi keras seperti yang dipakai oleh orang barat Kristian. Dengan lama kelamaan rakyat Turki terus memakai pakaian seperti itu sehingga mereka seolah-olah orang barat.

g) Ditukar Hari Cuti Umum Kepada Hari Ahad

Kalau sebelum itu seluruh Negara Islam menjadikan cuti umum pada hari Jumaat, Mustafa Kamal merupakan pemimpin Islam pertama yang menukarkan cuti tersebut kepada hari Ahad sama seperti cuti di negera-negera barat Kristian. Perubahan yang dilakukan ini jelas kepada kita bahawa beliau ingin mengikut barat dan anti Islam. Itu adanya agenda beliau yang tersendiri yang sedikit sebanyak cuba menarik umat Islam Turki meniru gaya barat. Selain itu beliau juga menukar kalendar tahun Hijrah kepada kelendar tahun Masihi seperti yang diamalkan di barat. Kemudian lama-kelamaan umat Islam Turki lupa tahun Hijrah dan lupa cuti umum hari Jumaat. Akhirnya mereka lebih mesra dengan menggunakan cuti hari Ahad dan mengikut kalendar tahun Masihi sehingga ke hari ini.

lihat sahaja gambar diatas uniform yang dipakai laknatullah ini terdapat logo lambang salib 

Lain-lain pembaharuan atau dosa  yang dilakukan Kamal Atartuk

* Menghapus penggunaan kalendar Islam dan menukarkan huruf Arab kepada huruf Latin
* Menggubal undang-undang perkahwinan berdaftar berdasarkan undang-undang barat
* Menghapuskan Kementerian Wakaf dan menghapuskan kementerian Perundangan Syariah.
* Menukar Masjid Ayasophia kepada muzium, ada sesetengah masjid dijadikan gereja.
Menutup masjid serta melarang dari bersembahyang berjemaah.
* Membatalkan undang-undang waris, faraid secara islam.
Menyerang Islam secara terbuka dan terang-terangan
* Agama Islam telah digugurkan sebagai agama rasmi negara.

Setelah Ataturk berjaya mensekularkan bumi Othmaniyah , banyak pula ulamak yang masih teguh dengan amalan-amalan mereka dibunuh terutama ulamak –ulamak sufi dari pelbagai tareqat contohnya, halaqah-halaqah tareqat NaqsyabandiahQadiriyah dan Ghazaliah, mereka dianggap seperti kumpulan rahsia yang merancang untuk menjatuhkannya daripada tampuk pemerintahan. Ini dapat dilihat sepertimana kata-kata beliau di dalam sebuah buku yang bertajuk “Ataturk’s Republic of Culture yang boleh didapati di mana-mana kedutaan Turki yang mana beliau telah menyatakan bahawa republik Turki tidak akan didiami oleh sheikh-sheikh dan ahli-ahli tareqat yang bersangkut paut dengan alam kerohanian. Dengan kuasa yang ada, Ataturk telah membuat dasar pelaksanaan negara melalui ideologi Kemalismanya yang jauh menyimpang dari ajaran Islam.

Demikianlah jika tidak keterlaluan saya katakan  adalah dosa-dosa yang dilakukan oleh Ataturk. Perubahan yang dilakukan Ataturk jelas bersifat sekular dimana seolah-olah ingin melenyapkan sinar Islam di bumi Turki sewaktu beliau berkuasa memerintah Turki. Perubahan-perubahan  yang disebut di atas itu kemudiannya disambung lagi oleh pengganti beliau silih berganti sehingga akhirnya jadilah Turki sebuah negara sekular dan rakyatnya juga turut menghayati sistem atau fahaman tersebut sama seperti masyarakat barat sehingga mereka jauh dari ajaran Islam yang sebenar.


Kematian Kamal Atartuk Yang Menyeksakan

Allah itu maha adil, di saat kematian Kemal Atartuk, Allah telah datangkan beberapa azab  penyakit kepada beliau sehingga beliau rasa terseksa dan tidak dapat menanggung seksaan dan azab yang Allah berikan di dunia. antaranya didatangkan penyakit kulit hingga ke kaki dimana beliau merasa gatal-gatal seluruh badan, sakit jantung, penyakit darah tinggi, merasa panas sepanjang masa dan tidak pernah merasa sejuk bahkan sehingga terpaksa diarahkan kepada bomba untuk menyiram rumahnya 24 jam. Pembantu-pembantunya juga diarahkan untuk meletak ketulan-ketulan ais di dalam selimut untuk menyejukkan beliau

Oleh kerana tidak tahan dengan kepanasan yang ditanggung, beliau menjerit sehingga seluruh istana mendengar jeritan itu. Oleh kerana tidak tahan mendengar jeritan, mereka-mereka yang bertanggung jawab telah menghantar beliau ke tengah lautan dan diletakkan dalam bot dengan harapan beliau akan merasa sejuk. Allah itu Maha Besar, panasnya tak jugak hilang! Pada 26 september 1938, beliau pengsan selama 48 jam disebabkan terlalu panas dan sedar selepas itu tetapi beliau hilang ingatan.
Pada 9 November 1938, beliau pengsan sekali lagi selama 36 jam dan akhirnya meninggal dunia. Sewaktu beliau meninggal, tidak seorang pun yang memandikan, mengkafankan dan menyembahyangkan mayat beliau.

Mayatnya diawetkan selama 9 hari 9 malam, sehingga adik perempuan beliau datang meminta ulama-ulama Turki memandikan, mengkafankan dan menyembahyangkannya. Tidak cukup dari itu, Allah tunjukkan lagi balasan azab ketika mayatnya di bawa ke tanah perkuburan. Bila mayatnya hendak ditanam, tanah tidak menerimanya (tak dapat nak bayangkan bagaimana tanah tidak menerimanya).

Disebabkan putus asa, mayatnya diawetkan sekali lagi dan dimasukkan ke dalam muzium yang diberi nama EtnaGrafi (kalau tak silap dengar) selama 15 tahun sehingga tahun 1953). Selepas 15 tahun mayatnya hendak ditanam semula, tapi Allah Maha Agung, bumi sekali lagi tak menerimanya. Habis ikhtiar, mayatnya dibawa pula ke satu bukit ditanam dalam satu binaan marmar beratnya 44 tan. Mayatnya ditanam di celah-celah batu marmar. Apa yang menyedihkan, ulama-ulama sezaman dengan Kamal Atartuk telah mengatakan bahawa jangan kata bumi Turki, seluruh bumi Allah ini tidak menerima Kamal Atartuk!

inilah makam Mustafa Kemal Ataturk yang hanya dikebumikan dicelah timbunan batu marmar kerana jasadnya tidak diterima bumi Allah

Inilah rentetan kisah sebenar Mustafa Kamal Attartuk yang membelakangi Islam dan Allah dan dalam masa yang sama ingin menjahanamkan islam !! tetapi Allah s.w.t itu maha berkuasa dan maha adil diatas setiap dosa-dosa yang dilakukan oleh Kemal Ataturk si laknatullah yang memusuhi dan ingin melenyapkan sinar islam dari muka bumi ini.  Berdasarkan keterangan di atas, benarlah bahawa Ataturk yang dikatakan Bapa Pemodenan Turki itu bukanlah seorang wira anak bangsa, bahkan beliau lebih zalim daripada segelintir sultan-sultan terakhir Othmaniyah. Akhirnya pada 10 November 1938, Ataturk telah dicabut nyawanya dengan azab yang amat dahsyat sekali. Cara kematian yang Allah datangkan pada Ataturk ini, sama seperti yang Allah lakukan kepada pemimpin-pemimpin zalim terdahulu, seperti Firaun dan Namrud. Allah hanya menggunakan air laut untuk menenggelamkan Firaun dan seekor nyamuk untuk membunuh Namrud. 

nota tambahan dari saya :

H.S. Armstrong, antara salah seorang pembantu Ataturk dalam bukunya yang berjudul al-Zi’bu al-Aghbar atau al-Hayah al- Khasah li taghiyyah telah menulis:

Sesungguhnya Ataturk adalah daripada keturunan Yahudi. nenek moyangnya adalah Yahudi yang berpindah dari Sepanyol ke bandar Salonika.’

Golongan Yahudi ini dinamakan dengan Yahudi Daunamah yang terdiri daripada 600 buah keluaga. Mereka mendakwa memeluk Islam pada tahun 1095H (1683M), tetapi masih menganut agama Yahudi secara senyap-senyap. Ini diakui sendiri oleh bekas Presiden Israel, Yitzak Zifi, dalam bukunya Daunamah terbitan tahun 1377H (1957M).Ada kumpulan-kumpulan agama yang masih menganggap diri mereka sebahagian daripada Bani Israel.Antara mereka ada satu kumpulan iaitu kumpulan Daunamah yang Islam hanya pada zahir tetapi mengamalkan ajaran Yahudi secara senyap-senyap.

p/s : untuk rujukan bacaan anda boleh baca buku Tamadun Islam tulisan mahyudin haji yahya dan dalam buku TITAS ( Tamadun Islam Tamadun Asia)  ada menyentuh mengenai pembaharuan yang dilakukan oleh Kemal Atartuk dan juga mengenai gerakan turki muda.

dan untuk further reading  saya syorkan anda baca buku ini ==> 

 'Kamal Ataturk : ideologi dan kesannya ke atas rakyat Turki ' .  ada 1 copied di library UM.

*terimakasih pada blogger Redzuan-Ridz saya mohon izin menyalin.

13 April 2015

Memahami dan Menyelami Tarian Asli di Kasunanan Surokarto Hadiningrat, Jawa Tengah


TARI BEDHAYA KETAWANG TARIAN TRADISIONAL DARI SURAKARTA, JAWA TENGAH

Tarian ini merupakan tarian salah satu tarian kebesaran saat penobatan dan peringatan kenaikan tahta raja di Kasunanan Surakarta, jawa tengah. Namanya adalah Tari Bedhaya Ketawang.

Apakah Tari Bedhaya Ketawang itu?

Tari Bedhaya Ketawang adalah tarian kebesaran yang hanya di pertunjukan ketika penobatan serta peringatan kenaikan tahta raja di Kasunanan Surakarta. Tarian ini merupakan tarian sakral yang suci bagi masyarakat dan Kasunanan Surakarta. Nama Tari Bedhaya Ketawang diambil dari kata bedhaya yang berarti penari wanita di istana, dan ketawang yang berarti langit, yang identik sesuatu yang tinggi, kemuliaan dan keluhuran.

Bedhaya Ketawang adalah tarian asal Kasunanan Surokarto Hadiningrat yang sesungguhnya berasal dari Kasultanan Mataram Hadiningrat. Bedhaya Ketawang berarti tarian langit. Karena tarian ini mengisahkan tentang pergerakan bintang-bintang di langit. Namun, ada juga yang mengatakan bahwa tarian ini mengisahkan tentang pernikahan Kanjeng Panembahan Senopati raja Mataram Pertama dengan Kanjeng Ratu Kidul yang menguasai Laut Selatan.

Menurut sejarahnya, tarian ini berawal ketika Sultan Agung memerintah kesultanan Mataram tahun 1613 – 1645. Pada suatu saat Sultan Agung melakukan ritual semedi lalu beliau mendengar suara senandung dari arah langit, Sultan agung pun terkesima dengan senandung tersebut. Lalu beliau memanggil para pengawalnya dan mengutarakan apa yang terjadi. Dari kejadian itulah Sultan Agung menciptakan tarian yang diberi nama bedhaya ketawang. Ada pula versi lain yang mengatakan bahwa dalam pertapaannya Panembahan Senapati bertemu dan memadu kasih dengan Ratu Kencanasari atau Kangjeng Ratu Kidul yang kemudian menjadi cikal bakal tarian ini.

Namun setelah perjanjian Giyanti pada tahun 1755, dilakukan pembagian harta warisan kesultanan mataram kepada Pakubuwana III dan Hamengkubuwana I. Selain pembagian wilayah, dalam perjanjian tersebut juga ada pembagian warisan budaya. Tari Bedhaya Ketawang akhirnya di berikan kepada kasunanan Surakarta dan dalam perkembangannya tarian ini tetap dipertunjukan pada saat penobatan dan upacara peringatan kenaikan tahta sunan Surakarta.


Tari Bedhaya Ketawang ini menggambarkan hubungan asmara Kangjeng Ratu Kidul dengan raja mataram. Semua itu diwujudkan dalam gerak tarinya. Kata – kata yang terkandung dalam tembang pengiring tarian ini menggambarkan curahan hati Kangjeng Ratu Kidul kepada sang raja. Tarian ini biasanya di mainkan oleh sembilan penari wanita. Menurut kepercayaan masyarakat, setiap pertunjukan Tari Bedhaya Ketawang ini dipercaya akan kehadiran kangjeng ratu kidul hadir dan ikut menari sebagai penari kesepuluh.

Sebagai tarian sakral(yang suci atau keramat), ada beberapa syarat yang harus di miliki setiap penarinya. Syarat yang paling utama iaitu para penari harus seorang gadis suci dan tidak sedang haid. Jika sedang haid maka penari harus meminta ijin kepada Kangjeng Ratu Kidul lebih dahulu dengan melakukan caos dhahar di panggung sanga buwana, keraton Surakarta. Hal ini di lakukan dengan berpuasa selama beberapa hari menjelang pertunjukan. Kesucian para penari sangat penting, karena konon katanya, saat latihan berlangsung, Kangjeng Ratu Kidul akan datang menghampiri para penari jika gerakannya masih salah.

Pada pertunjukannya, Tari Bedhaya Ketawang di iringi oleh iringan musik gending ketawang gedhe dengan nada pelog. Instrumen yang di gunakan diantaranya adalah kethuk, kenong, gong, kendhang dan kemanak. Dalam Tari Bedhaya Ketawang ini di bagi menjadi tiga babak (adegan). Di tengah tarian nada gendhing berganti menjadi slendro selama 2x. Setelah itu nada gending kembali lagi ke nada pelog hingga tarian berakhir.

Selain di iringi oleh musik gending, Tari Bedhaya Ketawang di iringi oleh tembang (lagu) yang menggambarkan curahan hati kangjeng ratu kidul kepada sang raja. Pada bagian pertama tarian diiringi dengan tembang Durma, kemudian di lanjutkan dengan Ratnamulya. Pada saat penari masuk kembali ke dalem ageng prabasuyasa, instrument musik di tambahkan dengan gambang, rebab, gender dan suling untuk menambah keselarasan suasana.

Dalam pertunjukannya, busana yang di gunakan penari dalam Tari Bedhaya Ketawang adalah busana yang di gunakan oleh para pengantin perempuan jawa, yaitu Dodot Ageng atau biasa di sebut Basahan. Pada bagian rambut menggunakan Gelung Bokor Mengkurep, yaitu gelungan yang ukurannya lebih besar dari gelungan gaya Yogyakarta. Untuk aksesoris perhiasan yang di gunakan diantranya adalah centhung, garudha mungkur, sisir jeram saajar, cundhuk mentul, dan tiba dhadha (rangkaian bunga yang di kenakan pada gelungan, yang memanjang hingga dada bagian kanan). 

Pada awalnya Tari Bedhaya Ketawang dipertunjukkan selama dua setengah jam. Tetapi sejak zaman Pakubuwana X diadakan pengurangan, hingga akhirnya menjadi berdurasi satu setengah jam. Tari Bedhaya Ketawang ini tidak di tampilkan setiap saat, karena sebagai salah satu tradisi upacara keraton. Tarian hanya di tampilkan pada saat penobatan dan peringatan kenaikan tahta raja di Kasunanan Surakarta. Karena sifatnya yang sakral, untuk menyaksikan tarian ini tentunya ada beberapa syarat yang harus di penuhi.


Bedhaya Ketawang terdiri dari 9 orang penari yang melambangkan 9 lubang di tubuh manusia (mulut, lubang hidung, lubang mata, lubang telinga, anus dan kemaluan), 9 mata angin dan 9 dewa yang menempati mata angin dan 9 fase hidup manusia. Kesembilan penari ini dinamakan satu set. Biasanya, Keraton Kasunanan akan menyiapkan 2 set untuk berjaga-jaga. Bedhaya Ketawang hanya akan ditarikan pada saat Jumenengan Dalem atau Tingalan Jumenengan Dalem Susuhunan Pakubuwono (Penobatan atau Peringatan Pengobatan Susuhunan Pakubuwono) dan dilarang ditarikan pada saat lain selain itu. Jika saat latihan terdapat 2 set, maka jumlah penari akan menjadi 2 set lebih satu atau ada 19 orang yang latihan menari. Dengan Kanjeng Ratu Kidul ikut menari menjadi penari ke-19 dan saat pentas akan ditampilkan 1 set, maka penarinya akan menjadi 1 set lebih 1 atau 10 penari dengan Kanjeng Ratu Kidul menjadi penari ke-10. 


Setiap penari memiliki jabatan atau peranan masing-masing seperti :
  • Apit mburi : lengan kiri
  • Apit ngarep : lengan kanan
  • Apit meneng : kaki kiri
  • Batak : jiwa pikiran
  • Buncit : organ kemaluan
  • Dadha : dada
  • Endhel ajeg : nafsu
  • Endhel weton : kaki kanan
  • Jangga (gulu) : leher
Para penari memiliki motivasi tersendiri bahwa jika mereka tidak benar melakukan tarian, maka mereka akan ditarik oleh Kanjeng Ratu Kidul ke laut. Syarat-syarat para penari adalah harus perawan dan tidak dalam keadaan haid. Jika penari tiba-tiba mengalami masa haidnya, maka penari itu akan digantikan oleh penari lain. untuk pakaiannya, adalah sebagai berikut:

Dodot bermotif alas-alasan dan panjang 4 meter

  • samparan bermotif cinde merah dililitkan dari kiri ke kanan satu kali dan sisa kain dijadikan ekor dengan nama seredan.
  • sondher bermotif cinde sekar warna merah. sondher adalah kain yang dijadikan selendang menari.
  • Saat penari menampilkan Tari Bedhaya Ketawang, jika ada pakaian penari yang rusak atau kendur maka abdi dalem keparak siap untuk membetulkan. Namun, para penari tidak berhenti menari. Jadi abdi dalem lah yang membetulkan sambil mengikuti gerakan sang penari.
  • Gamelan yang mengiringi "Kyai Kaduk Manis" dan "Kyai Manis Renggo" dan instrumen yang digunakan hanya Kemanak, Kethuk, Kenong, Kendhang Ageng, Kendhang Ketipung, dan Gong Ageng. Tarian ini merupakan tarian erotis karena bisa mengundang birahi laki-laki jika disaksikan dengan khidmat, namun erotisme itu tersembunyi dan dikemas oleh gerakan-gerakan yang lembut dan halus. Tarian ini ditarikan pada Jumenengan nDalem atau Tingalan Jumenengan nDalem.
Gamelan atau muzik semasa Tarian Bedhaya Ketawang

Tarian ini mewajibkan para penarinya berlatih pada hari Selasa-Kliwon karena Selasa-Kliwon adalah hari dimana Panembahan Senopati dan Kanjeng Ratu Kidul mengikat sumpah iaitu sumpah Kanjeng Ratu untuk melindungi Mataram dan sumpah Panembahan Senopati untuk menikahkan semua raja keturunannya termasuk dirinya dengan Kanjeng Ratu sebagai tanda pertemanan. Oleh karena sumpah ini, Susuhunan biasanya akan memilih satu diantara 9 penari yang dirasakan sebagai penjelmaan Kanjeng Ratu untuk dijadikan selirnya(gundik) sebagai tanda pemenuhan sumpah Panembahan Senopati.  Hari Selasa-Kliwon dinamakan hari Anggara Kasih dan dianggap sebuah hari yang istimewa dalam budaya Jawa dan Bali.

Dikisahkan seluruh pakaian yang dikenakan oleh para penari adalah hasil karya Kanjeng Ratu. Dan baju ini menjadi baju pernikahan Keraton dengan nama "Basahan". dan karena tarian ini juga menggambarkan keanggunan wanita jawa maka penari dipakaikan perhiasan emas seperti kelatbahu, giwang, cincin dan lain-lain.


Nah cukup sekian pengenalan tentang “Tari Bedhaya Ketawang Tarian Tradisional dari Surakarta, Jawa tengah”. Semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan anda tentang kesenian tradisional di Indonesia.